Salam Perubahan kecil

        Di era globalisasi ini yang kian maju dan terus berinovasi dalam bidang ekonomi, pendidikan, politik, teknologi umumnya dan bahkan budaya sekalipun ikut terkikis dan tergerus oleh rumus-rumus modernisasi dan atau globalisasi memang tidak dapat dipungkiri dan tidak dapat dihakimi, kita sebagai motor penggerak kehidupan pasti akan terus mengikuti kemajuan-kemjuan zaman. Karena dengan terus berkembangnya segala bidang menandakan sel-sel otak manusia di dunia masih berfungsi dengan baik, terbukti dengan semakin praktisnya kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan manusia dengan sangat mudah didapatkan. Contohnya di era sekarang ini hampir segala sesuatunya mampu diperoleh melalui satu alat yang menurut saya begitu ajaib yaitu gadget atau sejenisnya, segala sesuatunya mengunakan sistem online.

“Prolog diatas yang dirasa cukup untuk membuka catatan salam dari badrus”

   Dengan kondisi saat ini lantas bagaimana para pemuda dan seluruh masyarakat indonesia menyikapinya dengan kondisi sekarang yang ada, lebih khusus pada persoalan kebudayaanya. Secara garis besar atau secara umum mungkin seluruh mata duniapun sudah mengetahui  indonesia sangat kental dengan budaya dan kebudayaannya yang ada pada setiap daerahnya masing-masing dari ujung timur sampai ujung barat indonesia, dari sabang sampai marouke, dari tanah rencong hingga tanah mutia hitam. Semuanya memiliki kebudayaan yang beragam, termasuk kebudayaan ditanah tempat saya pertama kali melihat dan menghirup indah dan segarnya dunia, yaitu provinsi banten.

     Provinsi banten pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur, selain dari itu banten memiliki berbagai kebudayaan yang beragam, misalnya : pencak silat, debus, rudat banten dan masih banyak lagi. Namun hal itu semakin tidak terlihat keberadaannya, mungkin salah satunya akibat dari era globaliasi yang berambat kesetiap unsur kehidupan khususnya pada kebudayaan. Kebudayaan luar yang terus semakin rapih dan baiknya masuk dibumi tercinta indonesia.

      Semakin hilangnya jiwa dan semangat berbangsa dan bernegara , pada bidang ekonomi semakin bangganya ketika aku, saya, kami, kita mengunakan produk-produk luar. Pada hal-hal tersebut sudah jelas terlihat dan menjadi kekhawatiran kita bersama sebagai generasi mendatang (kita), jika sudah tidak adanya hati yang mangatakan kita bangsa indonesia. Kemudian dari pada itu kebudayaan masyarakat indonesia yang dahulu silaturahmi dilakukan dengan cara betatap muka langsung atau karena memang bukan tidak mungkin Karena pada zaman dahulu belum adanya alat komunikasi seperti saat ini. Dengan semakin berkembangnya kemajuan globalisasi (dilihat pada sudut pandang negatif ditujukan sebagai alat introspeksi), munculnya alat komunikasi handphone budaya komunikasi dengan cara bertatap muka semakin tidak banyak dilakukan oleh kebanyakan orang karena dianggap sudah terjalin komunikasi yang baik tanpa harus bertemu secara langsung, padahal jika kita lihat pada sudut pandang lain dengan silaturahmi atau komunikasi secara langsung akan menghasilkan banyak manfaat yang sangat luar biasa. Meningkatkan jumlah teman, sahabat dan dll. 

     Sudah menjadi keharusan untuk kita menjadi pelaku buka pemangku melihat baik dan buruknya kondisi sekarang. Karena kebanyakan dari kita sudah mengetahui permasalahan yang ada, paham atas permasalah yang ada dan seharusnya sudah mengetahui apa yang harus dilakukan dengan sudah mengetahui permasalahannya. Dengan cara kita menilai dan memahami arti dalam suatu kondisi apapun itu kondisinya, itu merupakan hal yang wajar dalam diri manusia. namun tidak sedikit pula yang mengakatakan hal tersebut tidak wajar. Padahal jika kita kritisi hal yang perlu diperhatikan adalah hubungan harmonis antara kritik dan saran yang terus berjalan beriringan ibarat rel kereta api yang selalu harmonis (kecuali kecelakan) *humor. Dan tentunya narasi tersebut perlu dilakukan dengan gerakan-gerekan yang nyata (action), sehingga dapat membuat perubahan.

tindakan (action) adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan rekreasi, Kurt Lewin.

         Kemudian yang jadi pertanyaan adalah harus dari mana kita memulai action itu? Apa yang bisa kitalakukan untuk perubahan kecil itu? Jawabannya adalah pada diri kita sendiri, dalam melakukan perubahan kita sendiri terlebih dahulu yang harus memulainya, jangan sampai kita berkoar-koar untuk orang lain tapi dalam diri kita sendiri masih ada atau sama persis dengan apa yang kita koar-koarkan untuk kebaikan orang lain. contohnya sering sekali saya melihat orang mengemudi kendaraan beroda dua dijalan kecil atau dilingkungan rumah, namun pada saat dijalan utama atau jalan yang memang ada petugas kepolisian bertugas baru menggunakan alat kelengkapan pengemudi dalam hal ini helm (hanya sebagai contoh). Artinya pada kasus seperti ini paradigma seseorang menggunakan helm bukan untuk keselamatan melainkan cara untuk mengelabui polisi agar tidak ditilang atau terkena aturan, oleh Karena itu mudah-mudahan dengan kita sudah mengetahui aturan tersebut kita sendiri yang terlebih dahalu berkontribusi untuk aturan tersebut dengan cara memberika contoh untuk diri kita sendiri terlebih dahulu. Kemudian kita lihat pada sudut pandang politik nasional yang sampai saat ini masih gunjang-ganjing oleh para pelaku pemangku jabatan, orang-orang yang memang luar biasa menurut saya sudah ingin terjun langsung untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Artinya kepada semua orang yang paham dan tau permasalahan yang terjadi jika kita hanya berkomentar tanpa ikut terjun langsung jangan harap perubahan akan terjadi. Dengan hanya kita melantunkan syair-syair indah dalam mulut kita, itu sama saja kita membicarakan untuk diri sendiri, karena ada pepatah mengatakan lingkungan adalah cermin diri kita sendiri. jika dalam suatu kondisi lingkungan anda terlalu banyak berbicara mungkin salah satunya dalam diri kita sendiri pula yang kurang action. Simpelnya lebih baik satu langkah nyata dari ada beribu kata-kata.

        Jadikanlah diri kita sendiri adalah hal yang paling kecil dalah memahami hidup. Saya pikir jika setiap orang berpikir tentang hal yang sama bahwa dasar perubahan kecil yang baik adalah dalam diri kita sendiri, berikan contoh langsung dalam diri kita, introspeksi diri. Dengan begitu tanpa kita harus berkoar-koarpun denga sendiriya perubahan akan terjadi karena masyarakatnya yang saling menyadari , walaupun memang itu akan terasa sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Penulispun menyadari masih banyak kekurangan , masih banyak yang harus dibenahi, tetapi hal ini harus saya lakukan untuk memperbaiki diri saya pribadi. Selamat menjadi insan perubahan kecil.

penulis sadari masih banyak hal yang perlu diperbaiki dalam penulisan ini, semoga dapat memberikan hal yang positif. #salamdaribadrus. Rizky Badrussalam

“Saya bukan anda, kita bukan mereka, sekarang bukan nanti”
“Show me don’t tell me”

Komentar

Postingan Populer